Wednesday, September 27, 2006
Hanya karna aku tidak lebih rajin membaca, mempelajari, memperhatikan, menelusuri bait per bait, kalimat per kalimat hingga mengendap di benak, dengan satu arah penafsiran yang baku, lalu haruskah dibombardir dunia ini dengan semua yang beda dan benar katanya? Ingin jadi orang bijaksana hari ini. Tidak suka ya jangan dibaca. Tapi entah kenapa seperti ada yang mengganjal.
Thursday, September 21, 2006

Sunday, September 17, 2006
Lucu banget ya! Huh, siapa juga yang gak mau kawin cepet. Mungkin diketawain sih sama mereka yang ngeliat gw sebagai pribadi berkembang..umur 23, mau release buku, buka toko music apparel, januari dpn ini sidang thesis dpt gelar MM, ngajar di UPH jadi dosen jurnalistik. Ngapain loe nikah buru2???
Hell, no! Buat gw, semua yang udah gw capai sudah cukup. Yang gak bisa atau di luar pencapaian gw sudah gw relakan. Sisanya adalah proses, menjalani hidup, memperbaiki dan tingkatkan kualitas diri sembari membuat bahagia orang2 terdekat...lah, terus...coba sebut mau ngapain lagi gw klo gak nikah? Jodohnya rek...! Mana? Klo udah ada, jalannya sulit beneeeerrrr....
Anyway, kemarin ke kawinannya zaky-conny dan mas dian-mbak ima. Tempatnya zaky di balai sudirman, sedangkan mas dian di taman mini. Balai sudirman dicapai dengan perjuangan, mengingat kemarin adalah hari jumat. Tapi lokasi dapat dilacak dengan mudah. Beda halnya dengan taman bunga keong mas. Haduh! Udah masuk2..gelap, gak ada janur kuning ke arahnya, gileeee...! Temanya hijau2 yang ternyata mengecewakan karena aku berharap ngeliat ada cowo2 pake beskap jawa yang lengkap pake blangkon, dengan rantai jam...eh, tau-tau versi jogja. Nah, mas dian memang sensasi. Satu-satunya acara kawinan yang diiringi musik tiesto dan live DJ.
Saturday, September 16, 2006
So hard to seize the day (only)
Terkadang ada setan alas yang melintas. Mungkin lebih enak seperti dulu, seize the day, tidak muluk-muluk dengan esok dan menikmati hari ini tok. Kok gak bisa yah kayak gitu lagi. Erat sekali seize the day itu pelaksanaannya dengan kebahagiaan semu, yang buat aku cenderung sudah lewat. Masa foya-foya, huru hara dengan segala hal yang tidak jelas.
Hanya saja, kok sulit sekali mengawinsilangkan dua hal itu yah. Beneran nih, paling hebat adalah orang yang hidup tanpa pernah takut kehilangan apa-apa.
Friday, September 15, 2006
Takut mati?
Kalau ditanya apakah aku takut mati, jawabannya adalah tidak! Maaf bila jawabannya mengecewakan, tapi sungguh aku belum pernah takut mati. Karna buatku, bila keadaan sangat susah, benar-benar membuat dada ini sakit bukan kepalang, mati tentu menyenangkan. Dan bila aku sedang bahagia seperti sekarang, amat sangat karna mensyukuri semua yang ada, bila mati i've got nothing to lose. Terima kasih banyak untuk semua yang diberi, hari ini aku pamit.
Mungkin aku lebih takut pada kesakitan dan bukan kematian. Lebih cemas luar biasa akan jumlah amal yang mungkin akan ditakar habis-habisan oleh anubis, sebelum akhirnya aku dinyatakan resmi masuk gerbang yang mana. Yah, begini-begini aku percaya betul akan Tuhan yang universal dan keadilan nantinya.
Thursday, September 14, 2006
Tuesday, September 12, 2006
Saturday, September 09, 2006
Btw tadi akhirnya comment dari Jajang C.Noer keluar juga. Orangnya ternyata ceplas ceplos banget, yang ber-gue:elo gitu dan cerita ttg pacarnya. Here it goes :
Katanya seorang romantis tidak realistis dan seorang realistis tidak mungkin bisa romantis. Tapi Tiara menjumpalitkan pendapat itu. Puisi-puisinya realistis romantis, dan menginspirasi kita untuk merasakan sesuatu yang lain di baliknya. Kesedihan tidak jadi duka, kebencian dia jadikan sebuah lelucon, tapi bisa kita rasakan keresahannya.
Note : Saya pernah dua kali membacanya (puisi milik Tiara) di depan temu nasional aktivis perempuan Indonesia.
Thursday, September 07, 2006
Doa para tikuss (S karena jamak)
Bualan biar terkenal..
Keluarga Soekarno melalui Yayasan Bung Karno melaporkan buku berjudul Soekarno File karangan ilmuwan Belanda, Antonie CA Dake, terbitan PT Aksara Karunia. Buku itu dianggap keluarga Soekarno sebagai pemutarbalikkan fakta sejarah yang mencemarkan nama baik Soekarno.
Lompat ke paragraf terakhir...
Buku setebal 549 halaman tersebut dibuat berdasarkan kesaksian Bambang Widjanarko, mantan ajudan Bung Karno, dalam Buku Putih yang dikeluarkan oleh Orde Baru.
Well, well, well...entah siapa itu wartawan yang berinisial SF, tapi jelas dia tidak menggali fakta, pendapat atau apapun itu yang seharusnya dilakukan sebelum belajar menulis! Bagaimana bisa dia mengaku dirinya wartawan, bila tidak menganut praduga tak bersalah dan ’bagaimana jika tulisan saya mencemarkan nama baik orang ya?”. Apakah tidak seharusnya dia mengkonfirmasi lebih lanjut? Karena fakta adalah berikut :
- Tidak pernah sekalipun juga makhluk licik berkaki dua yang mengaku bisa bernafas sekaligus berpikir itu mewawancarai Bambang Widjanarko aka BW. Terbukti dari surat sanggahan BW yang dikirimkan ke suatu media. Bertemu saja belum pernah.
- BW adalah satu-satunya orang dari orde lama yang tidak dipanggil sebagai tersangka, melainkan hanya sebagai saksi dalam proses pengadilan yang menimpa seluruh anggota orde lama, akibat penyelewangan yang dilakukan masing-masing pribadi. Rapor BW bersih.
- BW adalah satu-satunya orang yang setia mendampingi Bung Karno (lengkap dan penuh selama satu windu), bahkan sampai detik sebelum menjadi tahanan rumah. Jadi kenapa sekarang atau saat diwawancara harus jadi back stabbernya Bung Karno?
- Jika benar SF mengutip Guruh dan keluarga yang mengatakan bahwa isi buku Dake adalah pemutarbalikkan fakta. Kenapa tidak sekalian mengkonfirmasi, apakah betul BW benar-benar diwawancara. Kalau benar diwawancara, apakah itu tepat kalimat-kalimat yang dikatakan dan tidak dibumbui oleh Dake?
Secara pribadi saya mengenal betul siapa kakek saya. BW bahkan menjadi orang pertama yang memberitahu saya yang masih kecil dan terbutakan oleh sejarah bahwa tidak ada yang namanya Supersemar. Sejarah aja kok mau dimanipulasi, mau jadi apa negara ini. Terkait dengan artikel tersebut, sedari awal saya sudah sangat menyayangkan, bahkan cenderung menghina dina Dake yang hanya berani menerbitkan buku (dan menjual nama kakek saya) setelah kakek saya meninggal.
Tiara membangun bait-baitnya dengan diksi yang begitu pribadi sehingga membaca kumpulan puisi ini membuat saya merasa seperti sedang mengintip catatan rahasia orang lain. Lewat penggunaan imaji yang mudah dicerna tanpa menjadi klise, Tiara mengajak kita untuk mengunjungi perasaan yang pernah singgah di hati. Mengingat kembali gejolak yang pernah membuatnya berdenyut juga meradang. Membuka kenangan bahkan luka lama. Oleh karena itu, saya jadi curiga, bukannya sedang berbicara tentang emosi-emosinya sendiri, Tiara justru ingin membongkar rahasia kita. Tidak perlu merasa kecolongan karena menurut saya, inilah salah satu keajaiban puisi. Ia mampu menggelar perbincangan tentang hal-hal yang paling intim tanpa harus mengundang ketidaknyamanan, dan inilah yang terjadi dalam puisi-puisi Tiara. Ya, Sub Rosa membebaskan rahasia tetapi tetap menjaga pintumu terkunci.
Cheers, Anya
Sunday, September 03, 2006
Jalanan yang macet menuju rumah didit, sedikit salah paham dengan jadwal seorang cumy ke mesir (mesti pulang bawain pasir yo!), film horor cina yang rada GJ dan anang maulana, belum lagi perut yang rada muter-muter gara-gara newport. Halah! Btw tadi ada hal baru (baca:mainan baru) yang amat menyenangkan. Beli sepatu nike baru buat semangat BARU dalam menjalani hari-hari 'sok' berolahraga...hahahaha! Sayang blm nemu gambar yang sama di internet, nanti menyusul deh fotonya si air mix down pinky itu =')
Saturday, September 02, 2006
